Sistem pembuangan air (drainase) di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin, mendesak untuk dibenahi.Pasalnya, setiap hujan mengguyur kawasan airport, tumpahan air kerap menggenangi runway dan apron.
Sebab drainase bandara, tidak sanggup untuk menampung debit air hujan.Terakhir, dua hari lalu, basement dan ruang tunggu bandara mengalami banjir lokal setinggi lima centimeter akibat kebocoran pada talang penampung air. General Manager PT Angkasa Pura I Purwanto mengakui, jika sistem drainase dan kolam di Bandara, sudah tidak cukup untuk menampung debit air. Empat pompa air dengan kekuatan 15 PK yang difungsikan setiap turun hujan, tidak mampu berfungsi maksimal. “Meski ada empat pompa,tapi ternyata saluran pembuangannya sudah penuh.Makanya,terjadi genangan pada apron bandara.
Selain itu, untuk antisipasi sementara, disiapkan dua pompa portabledengan saluran pembuangan yang berbeda,” jelasnya kepada Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin,kemarin. Syahrul melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke bandara terkait kejadian banjir pada ruang tunggu bandar, Jumat (17/9) lalu. Syahrul yang didampingi Kepala Dinas Perhubungan Sulsel Masykur Sulthan lebih banyak berdiskusi dengan Presiden Direktur PT Angkasa Pura I Hakamuddin Jamal dan GM PT Angkasa Pura I Purwanto, mengenai penyebab banjir. Kepada Gubernur, Purwanto menjelaskan, penyebab banjir adalah curah hujan yang cukup tinggi dan mengakibatkan meluapnya saluran pembuangan bandara.
Purwanto juga membantah jika kejadian tersebut mengakibatkan adanya pesawat yang delay atau menunda penerbangan. Menurutnya, adanya sejumlah penerbangan yang ditunda atau delay, lebih pada pertimbangan keselamatan. Pasalnya, jarak pandang hanya sekitar 1.500 meter dari yang seharusnya 5.000 meter. “Pembenahan drainase bandara sudah masuk dalam schedule. Manajemen akan melakukan redesain ulang saluran drainase bandara. Tapi karena ada kejadian luar biasa, program ini akan dipercepat,”katanya. Presiden Direktur PT Angkasa Pura I Hakamuddin Jamal menambahkan, untuk pembenahan bandara, disiapkan anggaran Rp28 miliar termasuk untuk redesain drainase.
Pembenahan juga akan dilakukan pada talang air dan pembuatan elevator pada basement. Selain itu,toilet yang kerap dikeluhkan jorok serta sound system yang tidak mampu berfungsi maksimal, juga menjadi prioritas pembenahan. “Dibutuhkan anggaran Rp28 miliar untuk melakukan pembenahan pada seluruh bagian seperti pembuangan, toilet, dan ruang tunggu penumpang,” tukasnya. Sementara itu, Syahrul Yasin Limpo mengatakan, masalah yang terjadi pada Bandara Internasional Sultan Hasanuddin berpotensi mendapat sorotan nasional. Oleh karena itu,sangat disayangkan jika terjadi masalah yang bisa mengganggu arus penerbangan.
“Ini adalah bandara paling megah di luar Jawa dan menggunakan dana APBN sehingga jika bermasalah bisa mengundang sorotan dari pusat. Jadi sebisa mungkin, harus ada antisipasi jangan sampai kejadian serupa terulang,” tandasnya.
Harga Tiket Peswat Untuk Lebaran Naik 200 Persen
5 tahun yang lalu