14 Ekor Sapi

Dari pantuan petugas di sejumlah titik tempat pemotongan di Bantul, ditemukan 14 Ekor Sapi yang terjangkit cacing hati.

Petugas juga mendapati sejumlah tempat penyembelihan kurang memenuhi standar kesehatan, yang bisa menurunkan kualitas daging kurban.

"Kami tidak memantau semua tempat penyembelihan. Jumlah hewan kurban yang kami pantau prosesnya meliputi 414 ekor sapi, 508 kambing, dan 651 domba. Dari jumlah tersebut kami menemukan ada 14 ekor sapi yang menderita cacing hati. Kem ungkinan jumlahnya akan terus bertambah setelah semua laporan masuk," kata Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan Bantul, Edy Suharyanto, Rabu (17/11/2010).

Menurutnya, cacing hati baru bisa teridentifikasi setelah hewan dipotong. Hati yang terserang cacing sebaiknya dibuang dan tidak boleh dikonsumsi. "Hanya bagian hatinya yang tidak boleh dikonsumsi, sementara bagian dagingnya tetap aman," katanya. Demikian catatan online cchari tentang 14 Ekor Sapi.

Ambruk Akibat Banjir Bandang

Jembatan yang menghubungkan antara Kabupaten Soppeng dan Kabupaten Bone di Desa Abbanuangnge,Kecamatan Lilirilau,Soppeng, Ambruk Akibat Banjir Bandang yang terjadi Kamis sore sekitar pukul 18.00 Wita. Ambruknya jembatan yang berjarak sekitar 500 meter dari garis perbatasan Soppeng-Bone ini menyebabkan arus lalu lintas di daerah tersebut lumpuh total. Informasi yang dihimpun SINDO kemarin, jembatan yang dibangun 1970 dengan konstruksi peninggalan Jepang ini belum pernah direhabilitasi.

Salah seorang warga, Muhammad, mengatakan, jembatan sepanjang 20 meter dengan tebal sekitar 60 sentimeter tersebut terkikis banjir bandang yang menyebabkan patah menjadi tiga. ”Tanah yang ditempati fondasi terkikis air sehingga fondasi jembatan bergeser yang berakibat pada patahnya badan jembatan. Patahnya badan jembatan tersebut kemungkinan karena derasnya banjir bandang karena dalam beberapa hari ini curah hujan cukup tinggi,”paparnya.

Salah seorang penggunajalan,M Nur, yang tiap hari melewati jembatan tersebut, mengaku terpaksa bermalam di Kantor Desa Abbanuangnge karena tidak ada kendaraan yang bisa lewat, termasuk pejalan kaki. ”Tidak ada jalan alternatif lain yang bisa saya lalui selain jembatan tersebut. Kalaupun ada, saya harus memutar dengan membutuhkan waktu berjamjam karena jarak tempuh mencapai 100 km baru bisa sampai di rumah,” ungkapnya. Dia juga berharap pemerintah dapat memperbaiki jembatan tersebut secepatnya karena termasuk jalur ekonomi antara dua Kabupaten, yakni Bone dan Soppeng.

Kadis Pekerjaan Umum (PU) Kabupaten Soppeng Munir mengatakan, jembatan tersebut ambruk akibat banjir bandang yang menimpa daerah tersebut. ”Jembatan yang ambruk adalah aset kabupaten.Untuk sementara pemerintah akan membangun jembatan darurat dan 2011 baru akan dianggarkan karena dana untuk pembangunan jembatan ini cukup besar,”ujarnya. Disinggung mengenai tidak adanya rehabilitasi selama jembatan tersebut dibangun, Munir mengakui hal ini karena kondisi jembatan yang masih kuat.

”Memang tidak pernah direhab karena jembatan tersebut masih kuat. Ambruknya jembatan ini bukan karena konstruksi yang rusak, tetapi akibat bencana banjir,”tandasnya. Demikian informasi dari cchari tentang Ambruk Akibat Banjir Bandang.